Tampilkan postingan dengan label MAGELANG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAGELANG. Tampilkan semua postingan

24 Februari 2025

Di Hari Ketiga Retreat Magelang, Wali Kota Makassar Tekankan Sinkronisasi Kebijakan Keuangan untuk Pembangunan Efektif

 


Muliainfo.com, Magelang – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, semakin mendalami strategi penguatan tata kelola keuangan daerah pada hari ketiga *leadership retreat* di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Senin (23/2/2025). Agenda hari ini dinilai krusial, terutama setelah Munafri dan sejumlah kepala daerah lainnya menerima paparan langsung dari Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, tentang harmonisasi kebijakan fiskal pusat dan daerah.  


Sinergi Pusat-Daerah Jadi Fokus Utama :

Sejak pagi, Munafri dan peserta retreat lainnya terlihat disiplin mengikuti rangkaian kegiatan dimulai dari apel pagi, ibadah, hingga sesi strategis bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam sesuai protokol, mereka menyimak materi bertajuk “Optimalisasi Pembangunan Berkelanjutan melalui Koordinasi Kebijakan”.  


“Kunci pembangunan yang merata terletak pada keselarasan kebijakan pusat dan daerah. Tanpa ini, program sehebat apa pun bisa kehilangan momentum di tingkat lapangan,” tegas Munafri usai sesi diskusi. Ia menambahkan, sinkronisasi anggaran dan prioritas program menjadi penentu keberhasilan pemerataan kesejahteraan.  


Dialog Langsung dengan Sri Mulyani :  

Puncak hari ketiga retreat adalah sesi interaktif bersama Sri Mulyani Indrawati di Ruang Sudirman pada malam hari. Menteri Keuangan tersebut memaparkan pentingnya inovasi pengelolaan APBD, transparansi belanja daerah, serta langkah antisipasi resesi global. Munafri menyoroti perlunya kolaborasi teknis antara pemerintah daerah dengan Kementerian Keuangan.  


“Arahan Ibu Menteri sangat konkret, terutama dalam hal efisiensi anggaran dan peningkatan pendapatan asli daerah. Ini akan kami tindaklanjuti dengan menyusun skema prioritas yang selaras dengan target nasional,” ujarnya.  


Keseimbangan Fisik dan Mental :

Selain agenda formal, retreat ini juga menekankan pembangunan karakter melalui kegiatan fisik dan spiritual. Usai apel pagi, seluruh peserta melaksanakan ibadah sesuai keyakinan. Munafri dan rekan muslim lainnya shalat berjamaah di Masjid Akmil Magelang, sementara peserta non-muslim menggunakan ruang khusus yang disediakan panitia.  


Setelah sesi intensif hingga sore hari, para kepala daerah mengikuti *pre-test* dan *Building Learning Commitment (BLC)* untuk mengukur progres pemahaman materi. Kegiatan hari ini ditutup pukul 21.30 WIB.  


Komitmen untuk Makassar yang Lebih Maju :

Munafri menegaskan, retreat ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan momentum untuk membawa perubahan sistemik. “Kami pulang ke daerah bukan hanya dengan sertifikat, tapi dengan *action plan* yang terukur. Targetnya, APBD 2026 Makassar harus lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tuturnya.  


Dengan semangat baru, Wali Kota dua periode ini bertekad mempercepat transformasi Makassar melalui tata kelola keuangan yang akuntabel dan pro-pertumbuhan. 


(*/Yahya/Muliainfo.com) 

23 Februari 2025

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin Perdalam Strategi Kebijakan di Hari Kedua Retret Akmil Magelang


Muliainfo.com, Magelang – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melanjutkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan dengan mengikuti hari kedua Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Sabtu (22/2/2025). Kegiatan yang diikuti ratusan kepala daerah terpilih ini bertujuan menyelaraskan visi pembangunan nasional dan daerah pasca-pelantikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/2/2025).  


Sarapan Pagi dan Apel Pembuka: Menyiapkan Mental Kepemimpinan : 

Agenda hari kedua dimulai pukul 06.00 WIB dengan sarapan pagi bersama, dilanjutkan apel pembukaan yang dipimpin langsung oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri. Apel ini menjadi simbol disiplin dan kesiapan para kepala daerah dalam menyerap materi strategis selama retret. Wakil Menteri Dalam Negeri, dalam laporannya, menekankan pentingnya retret ini sebagai fondasi kolaborasi antara pusat dan daerah.  


Pembukaan Resmi oleh Mendagri: Tekankan Pentingnya Sinergi :

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) secara resmi membuka sesi hari kedua dengan menegaskan bahwa orientasi kepemimpinan ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya membangun kesamaan persepsi dalam menghadapi tantangan geopolitik dan keamanan nasional. “Kepala daerah adalah ujung tombak keberhasilan program nasional. Sinergi adalah kunci,” ujarnya di hadapan peserta.  


Ceramah Geopolitik oleh Gubernur Lemhannas: Indonesia di Tengah Dinamika Global : 

Sesi pertama hari ini diisi ceramah geopolitik oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang mengulas posisi strategis Indonesia di kancah global. Materi ini menyoroti ancaman dan peluang dari dinamika ekonomi, keamanan, serta perubahan iklim. Peserta diajak memetakan langkah antisipatif untuk menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional.  


Arahan Rencana Aksi dari Wamendagri: Dari Kebijakan ke Implementasi :

Wakil Menteri Dalam Negeri kemudian memberikan pengarahan terkait Rencana Aksi Daerah (RAD) yang wajib dijalankan para kepala daerah. RAD ini mencakup program prioritas seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, dan percepatan infrastruktur. “Setiap kebijakan harus berbasis data dan melibatkan partisipasi publik,” tegasnya.  


Pembagian Kelas: Fokus pada Materi Spesifik : 

Usai sesi pleno, peserta dibagi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan kompleksitas isu di daerah masing-masing. Munafri Arifuddin tergabung dalam Kelas A di Ruang MT Haryono, yang diisi 125 kepala daerah dari wilayah dengan tantangan urbanisasi tinggi, seperti DKI Jakarta, Bandung, Bekasi, hingga Makassar.  


Daftar Peserta Kelas A: Kolaborasi Kepala Daerah Urban :

Kelas A diisi sejumlah nama besar, antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, Wali Kota Bandung M. Farhan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, serta Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf dan Bupati Majene A. Achmad Syukri. Keberagaman profil daerah ini diharapkan memicu pertukaran ide inovatif.  


Materi Sejarah Perjalanan Bangsa oleh Prof. Achmad Syahid :

Sesi kelas pertama diisi Prof. Dr. Achmad Syahid, sejarawan ternama, yang memaparkan kilas balik perjuangan bangsa dari era kolonial hingga reformasi. “Sejarah mengajarkan bahwa pemimpin harus berpikir visioner, bukan sekadar reaktif,” ujarnya. Materi ini dirancang memperkuat rasa kebangsaan dan tanggung jawab moral para peserta.  


Wawasan Nusantara oleh Laksda (Purn) Dr. E. Estu Prabowo : 

Laksamana Muda TNI (Purn) Dr. E. Estu Prabowo, pakar pertahanan, menyampaikan materi Wawasan Nusantara. Ia menekankan bahwa kepemimpinan daerah harus berlandaskan prinsip persatuan dalam keberagaman. “Jangan sampai ego sektoral merusak harmoni bangsa,” tegasnya.  


Ketahanan Nasional oleh Prof. Dr. Dadan Umar Daihani :  

Prof. Dr. Dadan Umar Daihani, pakar ketahanan nasional, mengupas konsep pertahanan non-militer seperti ketahanan pangan, energi, dan budaya. “Perang modern tidak hanya menggunakan senjata, tetapi juga ekonomi dan informasi,” jelasnya.  


Sistem Pertahanan Negara oleh Menhan RI :

Menteri Pertahanan RI turut hadir di kelas besar untuk memaparkan Sistem Pertahanan Semesta, yang melibatkan TNI, Polri, dan masyarakat. “Setiap daerah harus memiliki rencana kontinjensi menghadapi ancaman hybrid warfare,” pesannya.  


Lingkungan Strategis oleh Mayjen (Purn) Dr. Kup Yanto Setiono :

Mayjen TNI (Purn) Dr. Kup Yanto Setiono menganalisis perkembangan lingkungan strategis global, mulai dari persaingan AS-China hingga konflik di Laut China Selatan. Ia mengingatkan para kepala daerah untuk mempertimbangkan faktor eksternal dalam menyusun kebijakan.  


Kewaspadaan Nasional oleh Mayjen TNI Rido Hermawan :

Mayjen TNI Rido Hermawan, pakar intelijen, memaparkan indikator ancaman keamanan nasional, termasuk radikalisme dan cyber crime. “Kewaspadaan harus dibangun dari level desa hingga kota,” ujarnya.  


Munafri Arifuddin: Sinergi Pusat-Daerah Kunci Keberhasilan :

Usai sesi, Munafri Arifuddin menyatakan bahwa retret ini membuka wawasannya tentang kompleksitas kepemimpinan di era digital. “Kebijakan kita harus adaptif, tidak hanya menyelesaikan masalah hari ini, tetapi juga antisipatif,” ujarnya.  


Implementasi Program Nasional di Tingkat Daerah :

Munafri mencontohkan program Makassar sebagai kota pintar (smart city) yang memerlukan dukungan kebijakan pusat, terutama dalam hal pendanaan dan regulasi. “Kami ingin kolaborasi ini mempercepat terwujudnya Makassar Emas 2030,” tambahnya.  


Respons Peserta Lain: Gubernur DKI dan Wali Kota Bandung :

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut materi geopolitik membantunya memahami posisi ibu kota dalam peta global. Sementara Wali Kota Bandung M. Farhan berencana mengadopsi sistem kewaspadaan nasional ke dalam program keamanan kota.  


FGD: Simulasi Penyelesaian Konflik Lintas Daerah : 

Sore hari, peserta mengikuti Focus Group Discussion (FGD) untuk mensimulasikan penyelesaian konflik sumber daya alam lintas daerah. Munafri terlibat aktif dalam diskusi tentang tata kelola air bersih, isu krusial bagi Makassar.  


Kunjungan ke Museum Akmil: Refleksi Nilai Kepahlawanan :

Sebelum penutupan, para kepala daerah diajak mengunjungi Museum Akmil untuk mempelajari sejarah perjuangan TNI. “Ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan harus dilandasi pengorbanan dan keberanian,” kata Munafri.  


Malam Kebudayaan: Mempererat Tali Silaturahmi :

Malam harinya, digelar acara budaya dengan menampilkan kesenian dari berbagai daerah. Munafri membawa tim kesenian Makassar yang memukau peserta dengan Tari Pakarena.  


Komitmen Pasca-Retret: Action Plan konkret :

Munafri menyatakan akan segera menyusun action plan bersama jajarannya, mencakup peningkatan sistem keamanan siber, optimalisasi anggaran berbasis kinerja, dan inovasi pelayanan publik.  


Penutupan: Mendagri Apresiasi Semangat Peserta :

Retret ditutup dengan apresiasi dari Mendagri atas antusiasme peserta. “Saya yakin kepemimpinan Anda akan membawa Indonesia lebih maju,” tutupnya.  


Pulang ke Makassar: Membawa Perspektif Baru : 

Munafri dan peserta lainnya akan kembali ke daerah masing-masing pada Minggu (23/2/2025) pagi. Ia berjanji membawa perspektif baru dari retret ini untuk mempercepat pembangunan Makassar yang inklusif dan berkelanjutan.


(*/Yahya/Muliainfo.com)  

22 Februari 2025

Munafri Arifuddin Tampil Gagah dengan Seragam Loreng di Pembekalan Kepemimpinan Akmil Magelang

 


Muliainfo.com, Magelang – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, resmi mengikuti Program Pembekalan Kepemimpinan Nasional bagi Kepala Daerah Terpilih di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Kegiatan yang berlangsung sejak Jumat (21/2/2022) ini diikuti ratusan kepala daerah se-Indonesia, termasuk wali kota, bupati, dan gubernur, sebagai bagian dari agenda mandatori pemerintah untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan.  


Kedatangan Penuh Semangat di Rindam IV Diponegoro

Munafri tiba di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IV Diponegoro pada Jumat sore, disambut protokol ketentaraan. Ia tampil percaya diri dengan seragam loreng hijau khas Komponen Cadangan (Komcad) TNI, dilengkapi topi berlogo Garuda, celana taktis, dan sepatu lapangan. Penampilannya langsung menarik perhatian sebagai simbol kesiapan menjalani pelatihan ketat ala militer.  


Seragam Komcad: Simbol Integrasi Sipil-Militer 

Penggunaan seragam Komcad bukan hanya formalitas, melainkan bagian dari program integrasi nilai-nilai kedisiplinan TNI dalam kepemimpinan sipil. Munafri menegaskan, seragam ini mengingatkan peserta akan tanggung jawab menjaga kedaulatan negara, sekaligus memperkuat mental dalam menghadapi dinamika pemerintahan.  


Transit ke Wisma Sumbing Sebelum Masuk Akmil

Usai registrasi di Rindam, Munafri bersama peserta lain diarahkan transit ke Wisma Sumbing menggunakan bus khusus. Lokasi ini menjadi titik kumpul sebelum memasuki area Akmil yang tertutup untuk umum. Selama transit, para kepala daerah diberikan pengarahan singkat terkait tata tertib dan agenda pelatihan.  


Long March 100 Meter: Ujian Fisik Awal

Dari Wisma Sumbing, Munafri dan rombongan berjalan kaki sejauh 100 meter menuju gerbang Akmil. Meski terkesan ringan, kegiatan ini menjadi ujian awal ketahanan fisik. Mereka dipandu tim gabungan TNI yang memastikan seluruh protokol keamanan terlaksana.  


Upacara Pembukaan Meriah dengan Drum Band Taruna 

Tiba di Akmil, para peserta disambut upacara pembukaan spektakuler yang dihelat di Lapangan Sudirman. Drum Band Taruna Akmil memukau dengan lagu-lagu patriotik, sementara bendera merah putih dikibarkan sebagai pembuka resmi acara. Suasana khidmat namun penuh semangat langsung menyelimuti lokasi.  


Sistem Gelang Kesehatan: Antisipasi Kondisi Medis 

Sebelum pelatihan dimulai, panitia membagikan gelang identifikasi kesehatan berwarna hijau, kuning, dan merah. Gelang hijau untuk peserta dengan kondisi prima, kuning bagi yang memerlukan pantauan khusus, dan merah untuk mereka dengan riwayat medis serius. Sistem ini memudahkan tim medis merespons cepat jika terjadi darurat.  


Prosedur Ketat untuk Peserta Berkebutuhan Khusus

Peserta bergelang merah, seperti pascaoperasi atau penyakit kronis, mendapat pengawasan ekstra, termasuk pendampingan dokter jaga 24 jam. Sementara pemakai gelang kuning dibatasi pada aktivitas fisik berat. Munafri, yang mengenakan gelang hijau, mengapresiasi sistem ini sebagai bentuk perlindungan maksimal dari panitia.  


Pernyataan Munafri: Fisik dan Mental adalah Kunci

Sebelum berangkat ke Magelang, Munafri menekankan pentingnya kesiapan holistik. “Ini program wajib. Kita harus menjaga kebugaran karena materinya padat, langsung dari para ahli Kabinet Kerja,” ujarnya. Ia juga menyebut pelatihan ini sebagai ajang membangun sinergi antar-daerah.  


Kurikulum Intensif dari Para Pakar Nasional 

Pelatihan selama lima hari ini menghadirkan pemateri dari kalangan menteri, panglima TNI, hingga akademisi. Materi mencakup manajemen krisis, pertahanan negara, dan pembangunan berkelanjutan. Simulasi lapangan juga disiapkan untuk melatih respons cepat dalam situasi darurat.  


Refleksi Kepemimpinan di Era Dinamis

Program ini tidak hanya fokus pada kemampuan fisik, tetapi juga memperdalam nilai-nilai kebangsaan. Munafri berharap, pengalaman hidup ala militer dapat memperkuat komitmennya dalam memimpin Makassar, terutama dalam menghadapi kompleksitas isu urban dan sosial.  


Penutupan dan Kembali ke Tugas Utama  

Usai menjalani seluruh rangkaian, Munafri dan peserta lainnya akan dilepas dalam upacara penutupan pada 26 Februari 2022. Mereka diharapkan segera menerapkan ilmu yang didapat untuk mempercepat pembangunan di daerah masing-masing. “Ini baru awal. Semangat ini harus terus menyala,” pungkas Munafri.  


(*/Yahya/Muliainfo.com)