Muliainfo.com, Makassar--Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) dijadwalkan akan digelar pada Agustus 2025 mendatang. Momen lima tahunan ini menjadi ajang penting untuk menentukan arah dan kepemimpinan partai berlambang pohon beringin di Sulsel. Jumat (04/03).
Meski bulan pelaksanaannya telah ditetapkan, namun hingga kini belum ada kepastian tanggal resmi pelaksanaan Musda. Pengurus DPD I Golkar Sulsel disebut-sebut masih merumuskan skema dan teknis pelaksanaan yang sesuai dengan mekanisme partai.
Menjelang Musda tersebut, aroma persaingan antar kader mulai terasa. Sejumlah nama pun mulai mencuat ke publik, menjadi pembicaraan di kalangan internal partai maupun pengamat politik.
Bukan Partai Golkar namanya jika Musda berlangsung tanpa dinamika dan persaingan ketat. Dengan basis kader yang besar dan banyak di antaranya merupakan tokoh berpengaruh, perebutan kursi ketua selalu menjadi ajang adu strategi dan kekuatan.
Hingga saat ini, dua nama yang paling banyak disebut dan digadang-gadang maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Sulsel adalah Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin yang akrab disapa Appi. Keduanya dinilai memiliki modal politik yang cukup besar.
Baik IAS maupun Appi sama-sama memiliki rekam jejak panjang dalam dunia politik Sulsel. Keduanya juga berhasil memenangkan Pilwalkot Makassar, yang semakin memperkuat posisi mereka sebagai kandidat potensial di mata kader maupun simpatisan.
CEO Duta Politika Indonesia (DPI), Dedi Alamsyah, menilai bahwa baik IAS maupun Appi sama-sama memiliki kans besar untuk memimpin Partai Golkar Sulsel ke depan. Namun, ia mengingatkan bahwa di Golkar, proses pemilihan ketua tidak semata soal popularitas.
“Yah, Pak IAS dan Appi punya kans pimpin Golkar. Apalagi mereka sama-sama memenangkan Pilwalkot, yang jadi nilai tambah,” ujar Dedi saat dihubungi, Jumat (4/4). Namun ia menambahkan, “Golkar itu berbeda dengan partai lain, tidak bertuan. Musdanya pasti sengit karena bukan cuma satu atau dua kader yang siap maju.”
Selain dua nama tersebut, sejumlah tokoh lain juga disebut-sebut akan meramaikan bursa calon ketua, seperti Adnan Purichta Ichsan, Andi Ina Kartika Sari, Indah Putri Indriani, hingga Patahudding. Semuanya memiliki latar belakang kuat dan loyalitas tinggi terhadap partai.
Menurut Dedi, faktor restu dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar juga menjadi penentu penting dalam kontestasi ini. Dukungan dari Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, diyakini akan sangat berpengaruh dalam mengarahkan pilihan para pemilik suara.
“Menarik kalau IAS dan Appi sama-sama maju. Keduanya saat ini berada di satu gerbong di Makassar. Tapi kalau salah satunya dapat restu dari DPP, khususnya dari Pak Ketum Bahlil, bisa jadi game changer,” urai Dedi.
Lebih jauh, Dedi menegaskan bahwa siapa pun calon ketua Golkar Sulsel nanti, harus memenuhi syarat dan kriteria yang tertuang dalam AD/ART partai. Ini menjadi garis batas yang tidak bisa ditawar dalam pencalonan.
“Golkar ini partai yang paling demokratis. Tapi ingat, mereka tetap tertib sesuai aturan organisasi. Kalau mau nyalon sebagai ketua ya penuhi persyaratannya,” tegas Dedi.
Salah satu persyaratan penting yang sering menjadi penentu adalah aspek PDLT, yaitu Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela. Jika seorang kader tidak memenuhi aspek ini, maka peluangnya untuk maju akan semakin kecil.
“PDLT itu kunci. Nah, nama-nama yang muncul seperti Appi, IAS, Adnan, dan lainnya, perlu kita lihat apakah memenuhi unsur itu semua. Kalau tidak, saya pastikan akan berat jadi ketua,” tutup Dedi.
Dengan waktu yang masih cukup panjang sebelum pelaksanaan Musda, dinamika di internal Partai Golkar Sulsel diprediksi akan semakin panas. Satu hal yang pasti, pesta demokrasi internal ini akan menjadi barometer kekuatan politik Golkar di Sulawesi Selatan. (*)
Yahya*