Muliainfo.com, Makassar – Persiapan pelantikan pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan Pokja Bunda PAUD Kota Makassar periode 2025-2030 memasuki tahap final. Sebanyak 151 calon pengurus menjalani gladi kotor di Aula Sipakatau, Balaikota Makassar, Jumat (21/03/2025).
Kegiatan ini dipantau langsung oleh Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, yang berkomitmen memastikan kesiapan teknis dan visi seluruh tim.
Melinda menekankan bahwa TP PKK, Dekranasda, dan Bunda PAUD merupakan tiga pilar strategis dalam mendukung program pembangunan Kota Makassar. “Ketiganya harus bergerak seiring, mulai dari peningkatan kualitas keluarga, penguatan ekonomi kreatif, hingga pendidikan anak usia dini,” ujarnya. Ia menambahkan, gladi kotor ini menjadi momen krusial untuk menyelaraskan tujuan jangka panjang organisasi dengan agenda pemerintah kota.
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, turut hadir memberikan pengarahan. Dalam sambutannya, ia menyatakan dukungan penuh terhadap proses pelantikan. “Ini adalah langkah awal untuk mempercepat terwujudnya Makassar yang sejahtera dan berdaya saing,” kata Aliyah. Kehadirannya juga menjadi simbol komitmen pemerintah kota dalam memberdayakan peran perempuan melalui organisasi berbasis komunitas.
Gladi kotor diawali dengan prosesi simbolis penyerahan Surat Keputusan (SK) pengurus TP PKK oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kepada Melinda Aksa. Sebagai Ketua Pembina TP PKK, Munafri menyatakan keyakinannya bahwa kepemimpinan Melinda akan membawa inovasi baru. “Ibu Melinda memiliki rekam jejak yang kuat dalam memberdayakan perempuan dan UMKM. Saya yakin kinerjanya akan berdampak luas,” ucapnya.
Sebanyak 65 pengurus TP PKK yang akan dilantik telah menyusun rencana kerja terperinci, termasuk program pelatihan kewirausahaan bagi ibu rumah tangga dan kampanye stunting. “Kami ingin TP PKK tidak hanya aktif di tingkat kelurahan, tetapi juga menjadi motor penggerak di setiap RT/RW,” jelas Melinda. Ia juga menyebut kolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan akan diperkuat untuk optimalisasi program.
Tak hanya TP PKK, 56 pengurus Dekranasda juga menjalani gladi kotor. Lembaga ini diharapkan menjadi ujung tombak pemasaran produk kerajinan lokal Makassar, seperti tenun sutra, perhiasan mutiara, dan ukiran khas Sulawesi Selatan. “Dekranasda harus mampu membuka akses pasar global sambil menjaga kearifan lokal,” tegas Melinda yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda. Rencananya, pelatihan digital marketing bagi pengrajin akan menjadi program prioritas.
Sementara itu, 30 pengurus Pokja Bunda PAUD menyiapkan strategi untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak usia dini, khususnya di daerah pinggiran kota. Melinda, yang merangkap sebagai Bunda PAUD, menargetkan pembangunan 10 PAUD baru di wilayah tertinggal hingga 2026. “Setiap anak berhak mendapat stimulasi pendidikan sejak dini, terlepas dari latar belakang ekonomi keluarganya,” tuturnya.
Dalam sesi diskusi, Melinda mengajak seluruh pengurus menyatukan persepsi tentang peran masing-masing lembaga. “TP PKK menguatkan keluarga, Dekranasda menggerakkan ekonomi, dan Bunda PAUD menyiapkan generasi emas. Ketiganya adalah mata rantai yang tidak boleh terputus,” paparnya. Ia juga mengingatkan pentingnya data terpadu untuk memetakan kebutuhan masyarakat secara akurat.
Menghadapi periode 2025-2030, Melinda menyadari kompleksnya tantangan seperti disparitas ekonomi dan dampak teknologi pada pendidikan anak. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dengan OPD, akademisi, dan swasta mutlak diperlukan,” imbuhnya. Wakil Wali Kota Aliyah menambahkan, inisiatif seperti pelatihan daring untuk pengurus akan digulirkan untuk meningkatkan kapasitas SDM.
Melinda berpesan agar seluruh pengurus mengedepankan kedisiplinan dan akuntabilitas. “Tidak ada toleransi untuk keterlambatan pelaporan atau penyimpangan anggaran. Kepercayaan masyarakat harus dijaga,” tegasnya. Sistem evaluasi triwulanan akan diterapkan untuk memantau progres tiap program.
Dengan persiapan matang, Melinda yakin pelantikan resmi pada Senin (24/03/2025) akan berjalan lancar. “Acara ini bukan sekadar seremonial, tapi bukti kesiapan kita untuk bekerja keras lima tahun ke depan,” ujarnya. Rencananya, pelantikan akan dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai bentuk apresiasi terhadap inisiatif Makassar.
Keberhasilan kepengurusan ini diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan literasi digital pengrajin, dan memperluas akses PAUD berkualitas. “Target kami, pada 2030, Makassar menjadi contoh kota yang memadukan pemberdayaan perempuan dan pembangunan berkelanjutan,” tutup Melinda penuh semangat. Dukungan warganet di media sosial pun mengalir, menandai awal baru kolaborasi tiga organisasi strategis ini. (*)